Email dari Combi Care Center masuk ke akunku, mengingatkan bahwa 31 Oktober 2017 udah di depan mata. Oh mai gat! Itu kan batas terakhir ikutan Weekend Escape Writing Competition. Hadiahnya lumayan, Sob; liburan gratis ke Labuan Bajo bersama Insto dan
My Trip My Adventure.
Tampilan awal situs Weekend Escape
Aku rada pesimis menang sih. Tapi pemenang terpilihnya ada 20 orang. Berarti lumayan kan tuh, daripada ngincer lomba yang (pilihan) pemenangnya cuma juara 1, 2, dan 3 doang he he....
Aku sebelumnya sempat posting buat lomba itu di situs Weekend Escape. Itu juga gara-gara ikutan hadir di acaranya Insto di Atmosfer Cafe 3 bulan lal, trus ada lomba cepet-cepetan posting di situ. Alhamdulillah aku tercepat ketiga. Mayan dapat souvenir he he. Lebih alhamdulillah lagi karena di sana bisa kumpul sama para blogger Bandung, dan Mbak Diah Parikoening dari Combiphar.
Mbak Diah cerita sejenak tentang pentingnya brand awareness; yakni ketika orang mudah mengidentikkan suatu isu dengan produk atau diri kita. Contohnya, ketika orang ditanya apa obat tetes mata, mereka jawab insto. Atau kebalikannya, ketika ditanya apa itu insto, dijawab obat tetes mata. Itu artinya brand awareness (Insto) sudah berhasil dilakukan. Dipikir-pikir, blogger juga mesti gitu ya he he....
Mbak Diah dan acara Insto
Pada kesempatan ini, Mbak Diah kasih bocoran gimana caranya biar menang lomba Weekend Escape, yakni dengan posting pengalaman travelling kita sebanyak-banyaknya, di mana pengalaman itu harus unik dari segi cerita dan destinasinya. Wah, mesti sebarkan radar inspirasi banyak-banyak nih, apalagi sisa waktunya tinggal satu hari!
Duh, kenapa bisa lupa begini sih... Gara-gara keasyikan bisnis ngumbah di darat (baca: laundry), hampir aja aku melewatkan kesempatan bisa liburan bareng sama Harsya dan Marshall Sastra dari MTMA. Semoga bisa keposting banyak pengalaman unik dalam kurun 24 jam ini.
Bagi sobat yang belum pernah ikutan dan mau coba ikutan juga, aku bagi tahapan untuk ikutan Weekend Escape:
Pilihan registrasi
1. Sign in facebook (lebih praktis) atau langsung ke weekendescape.co.id (pakai mozilla atau chrome);
2. Sebelum submit, baca dulu S&K-nya;
3. Beri judul dan tulis cerita semenarik dan seinformatif mungkin;
4. Cantumkan foto liburan;
5. Tulis estimasi total budget (kalau ga ada tulis 0);
6. Tulis estimasi pengeluaran perhari;
7. Tips waktu terbaik berkunjung;
8. Do's dan dont's;
9. Perlengkapan yang sebaiknya dibawa (jangan lupa bawa insto);
10. Submit, tunggu lolos/uji kelayakan, lalu ceritamu akan muncul setelah lolos
Sudah pernah nonton film Tomorrowland?Film itu keren sekali menggambarkan suatu
kota yang dibangun oleh para pemimpi dari berbagai kalangan seperti insinyur,
peneliti, dan lainnya. Penggambaran kotanya bagus mencengangkan, dari mulai pengadaan sumber energi yang ramah lingkungan hingga
sistem transportasinya yang gila aduhai. Ada satu adegan keren di mana tokoh utama menaiki kereta MRT/LRT yang sangat canggih tiada tandingan.
Memang film tersebut hanyalah fiksi. Suatu imajinasi saja.
Hanya mimpi! Tapi bahkan para tokoh hebat yang mengubah dunia tidak pernah
meragukan kekuatan mimpi.
Walt Disney pernah berkata, “Jika kita bisa memimpikan
sesuatu, maka kita bisa meraihnya.” Sedangkan Albert Einstein berkata, “Imajinasi
lebih penting daripada pengetahuan.” Ini diperkuat oleh ucapannya sendiri, yang berbunyi:
Mengapa begitu? Karena untuk menelaah suatu pengetahuan
dibutuhkan eksplorasi alam khayal atau imajinasi dulu. Newton tidak akan pernah
menemukan teori gravitasi jika dia tidak pernah mengeksplorasi alam khayalnya
ketika melihat apel jatuh. Al-Khawarizmi
tidak akan pernah menemukan teori Aljabar jika tidak berani membuka pintu
imajinasi untuk menguji teori. Dan NASA tidak akan pernah terbang ke angkasa
jika tidak berani bermimpi terbang ke sana.
Sederhananya, untuk bisa membuat suatu terobosan, kita perlu
bermimpi dulu.
kereta MRT. Gambar : https://jakartamrt.co.id/mrt-jakarta/
MIMPI SANG PEMIMPI
Mimpi-mimpi itu pasti menghasilkan cibiran dan ejekan pada
awalnya, seakan ia lahir dari pikiran ngelantur manusia-manusia kurang kerjaan
saja. Akuilah hal ini terjadi pula ketika kita berbincang tentang sistem
transportasi modern dan terintegrasi di Jakarta. Kondisi Metropolitan
yang carut marut membuat kemunculan impian semacam itu seperti dagelan klasik
yang tak lucu.
Namun lihatlah, wajah Jakarta mulai berubah.
Terowongan-terowongan dibangun di sejumlah ruas untuk dijadikan jalan bagi Mass
Rapid Transit (MRT) yang rencananya akan
rampung beberapa tahun mendatang.
Selama ini kita mungkin hanya menganggapnya “mitos”. Dan mungkin
akan tetap menjadi mitos jika mimpi-mimpi tidak ditindaklanjuti melalui
tindakan riil untuk bekerja bersama #UbahJakarta. Tindakan riil pertama terjadi pada
1985, namun denyutnya sangat terasa sejak Perda Prov. DKI Jakarta Nomor 3 Tahun
2008 terbit. Perda ini menandai lahirnya PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT
Jakarta) selaku BUMD Provinsi Jakarta selaku pihak yang paling bertanggung
jawab dalam merealisasikan (salah satu) impian transportasi modern dan
terintegrasi di Jakarta, yakni MRT Jakarta.
Ada banyak manfaat bisa diambil jika transportasi modern dan
terintegrasi ini terealisasi di Jakarta. Kemacetan yang terurai, itu pasti. Di
samping itu juga Jakarta akan sukses menghemat energy yang selama ini terbuang
percuma di kemacetan. Produktivitas kerja pun akan meningkat karena sebagian
besar waktu warga Jakarta tidak lagi dihabiskan di jalanan. Bencana banjir pun cepat atau lambat akan mampu teratasi karena proyek penting ini dapat diintegrasikan pula dengan pembangunan sistem drainase kota yang lebih baik.
Karenanya mimpi semacam ini perlu ditindaklanjuti dengan perencanaan matang,
sebagaimana terlihat melalui video bawah ini :
Perencanaan yang matang juga menentukan seberapa padu hal tersebut terhadap latar belakang dari upaya realisasi proyek ini. Hal dimaksud tertuang dalam konsideran Perda Nomor 3 Tahun 2008, bahwa pembangunan
perkeretaapian perkotaan MRT harus sesuai dengan kebijakan Pola TransportasiMakro (PTM).
POLA TRANSPORTASI MAKRO (PTM)
Kebijakan PTM di DKI Jakarta berfokus pada penataan system
transportasi dan penanganan kemacetan. Hal ini diselenggarakan demi mengurangi
pemborosan energi, polusi, biaya
operasional kendaraan, dan lain-lain. Pola Transportasi ini harus padu satu sama lain, sehingga tiap-tiap program tidak saling tumpang tindih dan bertentangan.
Ada tiga strategi PTM
di DKI Jakarta, yakni :
[pertama] Peningkatan Kapasitas Jaringan, yang meliputi
upaya pelebaran jalan, pengembangan jaringan jalan, dan pembuatan trotoar.
[Kedua] Pembatasan lalu lintas, yang meliputi upaya
pembatasan penggunaan kendaraan bermotor, road pricing (ERP), pengendalian
parkir, dan fasilitas park and ride.
Sejumlah upaya dari kedua strategi ini telah akrab di
telinga kita dalam beberapa tahun belakangan. Namun tidak akan mencapai hasil
maksimal tanpa terwujudnya strategi ketiga, yakni Pengembangan Angkutan Umum
Massal, yang diwujudkan melalui penyediaan MRT, LRT dan BRT (busway). Melalui
strategi ini masyarakat diberi berbagai macam pilihan moda transportasi yang
nyaman dan terintegrasi, sehingga dengan sendirinya dapat meninggalkan
kendaraan-kendaraan pribadinya yang menjadi penyumbang terbesar kemacetan
Jakarta, untuk beralih menggunakan transportasi umum.
Kunjungan BNPT dan Densus 88. Hak Cipta : MRT Jakarta. Sumber : https://jakartamrt.co.id/galeri/kunjungan-bnpt-dan-densus-88/#!jig[1]/ML/6961
Namun perlu diwaspadai jika kebijakan ini memancing
tantangan. Salah satunya datang dari moda transportasi lama yang trayeknya
terganggung oleh keberadaan moda transportasi modern (baca: MRT). Sebenarnya
solusinya mudah, moda transportasi lama direstrukturisasi di mana moda
transportasi yang sudah tua dan tidak laik jalan tidak lagi diizinkan
mengaspal. Tapi bukan Jakarta namanya jika persoalan se-“mudah” ini pun bisa
menjadi batu sandungan yang menghabiskan tenaga dan waktu untuk diselesaikan. Progres
yang seharusnya sudah dicapai bisa saja terhambat gara-gara ini.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALA EDWARD III
Pakar kebijakan publik Edward III, menyebutkan adanya empat
faktor/variabel yang menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan,
yakni, komunikasi, sumber daya, sikap/disposisi, dan struktur birokrasi. Keempat faktor
tersebut harus dilaksanakan secara simultan karena satu sama lain memiliki
hubungan yang erat.
Sejauh ini, pengadaan MRT menunjukkan progress yang baik
dalam hal sumber daya. Kiprah PT MRT Jakarta sejauh ini berbanding lurus dengan
visi-misi pengadaan transportasi MRT sebagai bagian dari prioritas nasional.
Menjadi penyedia jasa transportasi publik terdepan yang berkomitmen
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan mobilitas,
pengurangan kemacetan, dan pengembangan sistem transit perkotaan.
Sedangkan misi MRT Jakarta berbunyi :
Mencapai keunggulan yang berkesinambungan di semua elemen kinerja, melalui:
Pengembangan dan pengoperasian jaringan transportasi publik yang aman, terpercaya, dan nyaman;
Menghidupkan kembali lingkungan perkotaan melalui pengembangan transit perkotaan ternama; dan,
Membangun reputasi sebagai perusahaan pilihan dengan melibatkan, menginspirasi, dan memotivasi tenaga kerja kami.
Dalam hal struktur birokrasi, keberadaan MRT Jakarta haruslah bersatu padu dengan
moda transportasi yang menjadi rancangan besar pola Transportasi Makro, yakni LRT, TransJakarta, feeder busway, dan lainnya. Ke-satu-padu-an seluruh moda transportasi tersebut amat vital dalam menyokong geliat ibukota yang sangat masif namun terlihat ringkih -- mudah kacau oleh sedikit saja kesalahan tata kelola.
Skema Implementasi Kebijakan Edward III
Namun faktor sikap/disposisi seringkali menjadi persoalan karena setiap
orang yang terimbas secara langsung maupun tidak langsung dari kebijakan ini
pasti memiliki respons yang berbeda-beda, yang bersifat dukungan ataupun
penolakan.
Diperlukan pengelolaan komunikasi yang padu dan terarah sehingga hambatan yang mungkin terjadi akibat sikap/disposisi dapat teratasi demi pemanfaatan sumber daya yang lebih baik, utamanya demi terwujudnya implementasi kebijakan yang mencapai target/sasaran.
KOGNITIF-AFEKTIF-PSIKOMOTORIK
Dalam hal komunikasi, perlu dirancang berbagai pendekatan agar respons bersifat
dukungan semakin besar, sementara respons bersifat penolakan
semakin terkikis. Penyebaran informasi bersifat
kognitifsecara terus menerus dapat
menjembatani ini. Para pelaku angkutan umum yang merasa terancam oleh
keberadaan MRT, misalnya, perlu dirangkul untuk dicarikan solusi yang lebih
baik. Sementara masyarakat awam perlu
diyakinkan melalui penyediaan fasilitas dan pelayanan prima agar tergerak
menggunakan transportasi publik MRT.
Bila perlu, libatkan pula masyarakat dalam
berbagai bentuk pengambilan kebijakan yang bersifat publikasi, misalnya
voting dalam hal penentuan desain grafis di badan MRT, dan semacamnya. Dengan
cara itu, aspek-aspek pengetahuan afektif dapat tumbuh, lalu mewujud ke dalam aspek pengetahuan psikomotorik. Jika kondisi ini tercapai, masyarakat akan tergerak untuk merasa memiliki MRT sebagai bagian dari dirinya, lalu bersama-sama mengambil tanggung jawab dalam memajukan Jakarta.
Dengan
begitu, PT MRT Jakarta dan para pemimpi negeri ini bukan lagi
satu-satunya pihak yang akan bekerja keras menjadikan Jakarta lebih baik,
tetapi juga masyarakat Jakarta itu sendiri yang akan bekerja bersama
#UbahJakarta, sepenuh hati dan sepenuh jiwa.
Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik penting dalam penanaman informasi agar masyarakat menggemari moda transportasi publik
Pada saat itulah Jakarta akan menjadi Tomorrowland dalam
kehidupan nyata. Jakarta yang indah, bebas macet dan banjir, serta memberi banyak alasan untuk bahagia bagi penghuni dan pelancongnya. Dan saya tidak sabar untuk ikut ambil bagian di dalamnya,
bahkan mulai dari sekarang…..
Ngaji itu menuntut ilmu. Wajib hukumnya biar tambah pinter biarpun udah merasa ganteng dan kece seperti saya pinter.
Saat acara Germas 21 April 2017 di Hotel Savoy Homann, saya berkesempatan ngaji lagi soal blog, kali ini ke dedengkotnya Bahasa Indonesia.
"Kekuatan deskripsi bisa mengalahkan pengambaran apa pun," kata Mas Anwari, lewat trma Mengulik Bahasa, Memaksimal Nilai Blog.
Contohnya film Harry Potter. Meskipun filmnya banyak dipuji, tapi masyarakat lebih suka versi novelnya karena penggambaran deskripsinya begitu kuat.
Blogger pun harus seperti itu. Apalagi peran blogger sangat vital. Ketika masyarakat disuguhi berita yang simpang siur dari media-media massa. Bloggerlah yang berperan mengimbangi dengan berita-berita yang benar.
Tantangan blogger dalam menulis selain isi : bahasa. Kalau bahasanya baik, menarik, dan tidak kepanjangan, maka pembaca enak membacanya.
TEST CASE
1. Judul
Misal
"Ini Bahayanya Jika Tidur Sambil Kenakan Bra".
Analisa : judul masih ambigu. Apakah tidurnya mengenakan bra jadi bahaya, atau justru lagi enak-enak tidur lalu ngelindur memakai bra.
2. Isi
Misal :
"Berbalut infus, Julia Perez menyapa awak media yang menunggunya sejak siang...."
Analisa : Infus bentuknya selang. Apa mungkin cara pakainya dibalutkan?
Misal :
"Awalnya karena memang aku tadinya melihat ada opportunity di bidang communication, jadi mengapa tidak aku mencoba masuk ke industri itu, karena tokh belum banyak yang melirik ke bisnis di bidang itu."
Analisa : Kalimat kepanjangan. Sederhananya, untuk mengukur suatu kalimat kepanjangan atau tidak, coba bacakan kalimat itu. Kalau kehabisan napas di tengah-tengah kalimat, berarti kalimat kepanjangan.
FOLLOW UP
Dengan memahami kesalahan di atas, blogger diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bahasanya. Blogger harus tetap belajar, bukan agar terlihat pintar di depan pembacanya, tapi agar pembacanya menjadi pintar.
Sabtu kemarin, 21 April 2017, bangsa Indonesia merayakan momen emansipasi Kartini. Eee, ternyata ada satu lagi yang perlu dirayakan, yakni kesehatan kita.
Sehat jelas berharga sekali. Belum seminggu dua anak masuk rumah sakit gara-gara typus. CATAT: DUA-DUANYA. Biaya perawatan rumah sakitnya dobel dan membengkak. Sementara istri
istri ISPA akibat kelelahan. Beruntung aku masih dianugerahi sehat, sehingga bisa mengurus ketiganya.
Bapak drg. Oscar Primadi, MPM sedang memberi informasi apa itu GERMAS
Tapi Abang jadi lelah, Dik. Kalau begini terus, kapan kita berubah? Kita perlu sehat, apalagi perutku juga buncit begini. Penyakit mengintai sewaktu-waktu.
Berbekal perasaaan itu, aku langsung mau waktu Blogger Bandung dan Kementerian Kesehatan bikin acara Temu Blogger Kesehatan 2017 di Hotel Bidakara Savoy Homann. Aku pengin punya banyak bekal penting untuk menjaga kesehatan.
Alhamdulillah keputusan itu tepat. Aku ketemu banyak narasumber penting di sana; seperti Kabiro Komunikasi Pelayanan Masyarakat Bapak drg. Oscar Primadi, MPM, pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Bandung Bapak Uus Sukmara, dan pejabat Dinas Kesehatan Kota Bandung Ibu Dina.
Mereka menyampaikan betapa pentingnya gaya hidup sehat. Sayangnya banyak masyarakat tidak menyadari itu, juga tidak menyadari fakta yang ada bahwa :
Banyak kematian akibat penyakit tidak menular, yang dari tahun ke tahun jumlahnya.
Data statistik penyakit tidak menular. Sumber : SEHAT NEGERIKU
Penyebabnya, seperti kubilang di atas, yakni pola gaya hidup kita, berupa :
1. Jarang aktivutas fisik;
2. Jarang konsumsi buah dan sayur;
3. Konsumsi makanan gorengan dan berlemak;
4. Konsumsi minuman soda;
5. Malas;
6. Minum alkohol;
7. Merokok.
Infografis pola gaya hidup kita. Sumber : SEHAT NEGERIKU
Kebiasaan-kebiasaan itu berakibat buruk, di antaranya :
1. Obesitas;
2. Gangguan pencernaan;
3. Kanker paru;
4. Stroke;
5. Kerusakan organ;
6. Jantung;
7. Kematian;
8. Dll
Wah, aku kayaknya masuk nomor 1 tuh, obesitas. Makanya aku setuju banget masyarakat sepertiku perlu disadarkan sebelum terlambat.
Salah satunya lewat gerakan nasional, yakni Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS. Sasarannya semua lapisan masyarakat (individu, akademisi, pelaku usaha, ormas, masyarakat umum).
Lewat gerakan ini dibangun kesadaran perlunya perilaku hidup sehat, terutama olahraga, mengurangi makanan berlemak dan gorengan, dan memperbanyak makan buah dan sayur. Paling baik jelas memakan buah lokal karena buah impor diragukan derajat keamanannya. Dan ke depannya, gerakan ini harus jadi kebiasaan karena bagaimana pun sehat itu investasi. Dengan menjalankan pola hidup yang sehat maka terbina kehidupan yang lebih bahagia.
Oke deh, Perut. Abang lelah sakit-sakitan terus. Sudah
saatnya kamu berhenti nagih gorengan ke otakku yah. Aku ingin hidup
sehat bersama keluargaku tercinta, dan masyarakat Indonesia semuanya.
Jalan kaki juga termasuk pola hidup sehat. Kang Tony Stark pasti setuju
Oh iya, barangkali teman-teman butuh bacaan lebih lanjut tentang GERMAS, silahkan lanjut baca-baca SEHAT NEGERIKU
Beberapa waktu lalu Langit Musik bareng Warung Blogger bikin hajat lomba review aplikasi Langit Musik. Berhubung suka musik, aku pun ikut meramaikan. Dan agak bikin melongo waktu namaku masuk dalam 50 daftar pemenang hadiah hiburan. Buat kamu ini mungkin cuma remahan rengginang di tepian sawah. tapi buatku ini luar biasa.
Dipikir-pikir, terakhir aku menang lomba blog sekitar 10 tahun lalu, saat juara 1 resensi novel grafis V for Vendetta. Habis itu nggak pernah menang apa-apa, lantaran Multiply mesti almarhum. Aku pindah platform, tapi jadi malas-malasan ngeblog. Kalaupun ngeblog, isinya sekedar curhat, atau ikutan lomba cuma biar ada alasan buat ngisi blog aja. Blog cuma kuanggap arena bermain tanpa tujuan dan makna.
Kang Ali lagi mampir ke Cirebon bareng keluarga. Gambar : koleksi pribadi di FB
Semua berubah 1,5 tahun lalu waktu duduk mengobrol bareng Kang Ali Muakhir di Warung Empal Gentong Ibu Nur, Cirebon. Kang Ali bukan orang baru buatku. Dia mentor, narasumber utama skripsiku, dan kompatriot di Forum Lingkar Pena. Kang Ali membuka cakrawala baru tentang blog bahwa ini memang arena bermain, tapi permainan yang serius.
Ucapan senada disuarakan Evrina Budiastuti dan Mas Nuzulul Arifin waktu kami duduk semeja di Pulau Ternate. Kami sama-sama dapat rejeki nonton gerhana matahari total di sana bareng detikcom. Bedanya, aku datang sebagai pemenang lomba video facebook, Evrina dan mas Nuz datang sebagai pemenang lomba blog. Mereka juga bilang, blog adalah wahana permainan yang serius, yang berisi tanggung jawab untuk memberi informasi yang baik dan benar tentang segala hal. Jadi bukan asal curhat saja, melainkan juga butuh riset dan pemahaman luas.
Well, okay. untuk urusan bikin novel, riset dan pemahaman udah biasa kulakukan. Tapi untuk blog, aku cuma pelancong dunia maya tanpa makna. Lambat laun filosofi ketiga orang luar biasa itu mengena di jiwa. Aku mulai serius memandang blog. Aku pakai blog untuk menyuarakan informasi tentang karya-karyaku. (sila baca Love in Twilight, salah satu novelku yang pake riset Astronomi) Juga untuk memberi informasi yang benar dan perlu tentang berbagai hal lewat berbagai lomba. Hasilnya? Kalah berkali-kali.
Tapi itulah asyiknya jadi penulis. Kami mencintai aktivitas menulis, bukan mencintai kemenangan. Kemenangan hanyalah bonus. Berkali-kali gagal juga nggak sedih. Justru semakin terlecut untuk belajar lebih baik dan baik lagi dalam menyalurkan aspirasi.
Laskar Gerhana 2017. Gambar : Courtesy of anggota laskar Gerhana
Apalagi tantangan lomba blog zaman sekarang beda sekali dengan tantangan 10 tahun lalu. Ada terlalu banyak blogger dengan tingkatan kualitas yang tinggi dan skill bervariasi. Meraih kemenangan bukan hal mudah. Tapi untuk menyerah kalah tanpa memetik pelajaran apa pun jangan sampai deh. Kita harus buka mata lebar-lebar atas segala hal!
Jadi wajar kan jika aku senang waktu kemarin Warung Blogger mengumumkan daftar pemenang, di mana namaku ikut tercantum di dalamnya? Ini bukan remahan rengginang. Ini hasil yang dipupuk dari 49% rasa cinta, 49% kerja keras dan 2% bakat. Juga hasil yang luar biasa dari transfer filosofi yang hebat dari orang-orang yang hebat.
Ini jelas nikmat yang luar biasa. Alangkah ruginya jika aku hanya diam menghadapi nikmat-Nya ini. Aku harus merasa keberatan jika aku memilih membisu. Aku harus menyuarakannya dalam bentuk terima kasih.
So....
Terima kasih ya, Rabb, atas karunia-Mu yang besar.
Terima kasih Kang Ali, Evrina, dan Mas Nuz atas transfer filosofinya;
Terima kasih Langit Musik dan Warung Blogger atas kepercayaannya memberi salah satu slot kemenangan untukku;
Terima kasih istriku yang tidak lelah untuk percaya;
and, last but not least....
Terima kasih kawan blogger lainnya yang sering share link di Facebook, sehingga aku bisa blogwalking, dan belajar lewat kalian;
dan
Terima kasih para sponsor lomba apa pun yang kuikuti, karena dengan ataupun tanpa kemenangan aku telah terasah melalui petualangan yang kami suguhkan.
Ini bukan akhir dari petualanganku. Ini justru awal. Awal petualangan. Awal pembelajaran.
*NB :
Tadinya mau kuposting di www.harahope.com. Tapi berhubung tagihannya lom dibayar. jadi pake platform ini dulu deh:D
TAMBAHAN : DAFTAR PEMENANG LOMBA BLOG LANGIT MUSIK-WARUNG BLOGGER
Sumber : Warung Blogger
Juara 1: Yuni Adriyani 082320860xxx Juara 2: Evrina Budiastuti 081290048xxx Juara 3: Juniawan Arif 08113970xxx
Tahun 2004, saya dapat berkah Juara Harapan IV Lomba Menulis Cerpen Ummi 2004, lewat cerpen Cinta Sepotong Mimpi. Rasanya W.O.W. banget, cerpen yang teriinspirasi dari kisah nyata (kisah sendiri) ini bisa tembus lomba cerpen skala nasional walau cuma juara harapan.
Cerpen ini lalu beredar di milis-milis dan blog-blog walau saya nggak pernah memposting versi digitalnya. Pasti ada yang suka banget sama cerpen ini, trus memposting di-internet, dan orang-orang pada suka. Lobang idung saya jadi megar karena cerpen masih bercokol di daftar pencarian Google sampe sekarang. TAPI ada sedihnya, karena nggak semua sudi mencantumkan nama saya sebagai penulis cerpen tersebut.
Pencarian Google tentang Cinta Sepotong Mimpi. Masih eksis, walau nggak sebanyak 13 tahun lalu
Saya heran, kenapa ya ada orang tega memposting karya orang lain tapi tidak mencantumkan nama penulisnya. Iya, tega, soalnya perjuangan saya untuk patah hati, dan mengambil hikmah dari kejadian itu lewat cerpen, nggak diindahkan sama sekali. Perbuatan ini bolehlah disebut Plagiat.
plagiat/pla·gi·at/n
pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri,
misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri;
jiplakan
Ada banyak motif kenapa pemilik blog nggak mencantumkan nama penulis karya postingannya. Silahkan berspekulasi sendiri. Saya hanya berbagi fakta saja, bahwa inilah salah satu blog dimaksud yang tidak mencantumkan nama saya :
Untungnya, nggak semua seperti itu. Masih banyak blogger baik hati dan tidak sombong, yang kasih keterangan bahwa karya tersebut milik Hara Hope.Saya ucapkan terima kasih pada pemilik blog-blog tersebut. Kalian keren!
Nah, daripada kepala klenger mikirin ginian terus, saya putuskanmem-PLAGIAT karya sendiri saja deh. YEAAAY!! Saya akan memposting karya dimaksud di sini, biar kalian pun ikut membacanya. Ayo kita sama-sama cari tahu apa sih yang mereka sukai dari karya ini.
Cinta Sepotong Mimpi
* Penulis : Hara Hope **Juara Harapan IV Lomba Menulis Cerpen Ummi 2004.
Dapatkah seseorang mencinta hanya karena sepotong mimpi? Mustahil. Namun, adikku semata wayang mengalaminya – setidaknya itu yang diakuinya.
Gadis yang dicintainya adalah Lala, adik sepupunya sendiri. Wajar, bukan? Bahkan, menjadi halal saat kedua orang tuaku kemudian berpikir untuk meminangnya.
Semua berawal dari penuturan Jamal. Ia bilang, ia memimpikan Lala sebagai gadis yang diperkenalkan Ibu kepadanya sebagai calon istrinya.
“Kami sudah saling mengenal, Bu,” kata Jamal dalam mimpi itu dengan malu-malu. Gadis itu pun mengangguk dengan senyum malu-malu pula.
Sebenarnya Jamal tidak terlalu meyakini gadis itu adalah Lala. Wajahnya samar terlihat. Namun, Jamal merasakan aura gadis itu cukuplah ia kenal. Hebatnya, ini diperkuat oleh ayah kami. Di malam yang sama, beliau bermimpi tentang Jamal yang duduk di kursi pelaminan bersama Lala! Apakah ini pertanda? Entah. Hanya saja, sejak itu aku merasakan pandangan Jamal terhadap Lala berubah.
Mereka sebenarnya teman bermain di waktu kecil, namun tak pernah bertemu lagi sejak remaja. Keluarga Lala tinggal jauh di Surabaya, sementara kami di Jakarta. Kami jarang berkumpul, bahkan saat lebaran, sehingga kenangan yang dimiliki Jamal tentang Lala adalah kenangan di masa kecil dulu sebagai abang yang kasih kepada adiknya. Kasih dimana sama sekali tak terpikirkan untuk memandang Lala sebagai gadis yang pantas dicintai, bahkan halal dinikahi. Namun, mimpi itu mampu menyulap semuanya menjadi…cinta (?).
Mari katakan aku terlalu cepat menyimpulkan sebagai cinta. Barangkali saja itu hanya pelangi yang tak kunjung sirna mengusik relung hati adikku. Pelangi yang mampu merubahnya menjadi sok melankolis hingga membuat kami sekeluarga khawatir melihat ia kerap termenung menatap kejauhan, untuk kemudian mendesah perlahan.
“Mungkin kau harus menemuinya di Surabaya,” kata Ibu.
”Rasanya tak usah, Bu. Masak hanya karena bunga tidur aku menemuinya,” jawab Jamal.
”Barangkali saja itu pertanda.”
”Bahwa Lala jodoh saya?”
”Bukan. Bahwa sudah lama kau tak mengunjungi mereka untuk bersilaturahmi. Biar nanti Mbakmu dan suaminya yang menemanimu kesana.”
Jamal tertegun sejenak untuk kemudian mengangguk.
Wah, pintar sekali Ibu membujuk. Padahal tanpa sepengetahuan adikku yang pendiam itu, Ibu menyerahi kami tugas untuk ”meminang” Lala. Ibu betul-betul yakin mimpi itu sebagai pertanda sehingga memintaku menanyakan kepada Lala tentang kemungkinan kesediaannya dipersunting Jamal.
”Kenapa tidak minta langsung saja pada Paklik? Biar mereka dijodohkan saja,” kataku waktu itu.
”Ah, adikmu itu takkan mau.”
”Tapi…”
”Sudahlah. Ibu tahu Jamal belum terlalu dewasa. Kuliah saja belum selesai. Tapi setidaknya ia memiliki penghasilan dari usaha sambilannya berdagang, ‘kan?”
“Bukan itu maksudku. Apa Ibu yakin Jamal mau dengan Lala? Barangkali saja mimpinya hanya romantisme sesaat.”
Ibu tercenung. Aku yakin Ibu belum memastikan ini. Yang beliau tahu hanya Jamal yang bertingkah aneh. Itu saja. Selebihnya ia perkirakan sendiri. Sepertinya justru Ibulah yang ngebet ingin meminang Lala.
”Kupercayakan semua itu padamu.”
Walah! Berarti tugasku berlipat-lipat! Selain memastikan kesediaan Lala, aku pun harus memastikan perasaan adikku sendiri.
***
Ia diam. Sudah kuduga reaksinya begitu jika kutanyakan tentang kemungkinan perjodohannya dengan Lala.
“Kamu mencintainya?” Aku mengganti pertanyaan. Kali ini Jamal malah terkekeh.
”Mungkin… Entahlah. Rasanya tak wajar.”
Tentu saja tak wajar! Bagiku, mencinta karena sepotong mimpi hanya omong kosong. Lagi pula Jamal tak tahu seperti apa wajah dan kepribadian Lala dewasa ini. Aku pun tak tahu.
“Santai saja, Mal. Tak usah dipikirkan. Yang penting kita tiba dulu di sana,” kata Bang Rohim, suamiku.
***
Setiba di Surabaya, kami disambut keluarga Lala hangat.
”Wah, iki Jamal tho? Oala, wis gedhe yo?!” ucap Bulik.
Jamal hanya tersenyum. Apalagi saat pipi gendutnya dijawil Bulik seperti saat ia kanak-kanak dulu.
”Mana Lala, Bulik?” tanyaku saat tak mendapati anak semata wayangnya itu.
”Ada di dapur. Sedang bikin wedhang.”
Aku segera ke dapur. Aku sungguh penasaran seperti apa Lala sekarang. Kulihat seorang gadis di sana. Subhanalah, cantiknya! Ia mencium tanganku. Hmm, santun pula. Cukup pantas untuk Jamal. Tapi, aku harus menahan diri. Kata Bang Rohim, butuh pendekatan persuasif untuk menjalankan misi ini. Aku tak yakin aku bisa sehingga menyerahkan sepenuhnya skenario kepadanya.
Tak banyak yang dilakukan Bang Rohim selain meminta Lala menjadi guide setiap kami bertiga pergi ke pusat kota. Ia melarangku membicarakan soal perjodohan, pernikahan, pinangan atau apapun istilahnya kepada Lala. Katanya, kendati kami keluarga dekat, sudah lama kami tidak saling bersua. Bisa saja Lala memandang kami sebagai ”orang asing”. Upaya melancong bersama ini demi untuk mengakrabkan kembali Jamal, Lala dan aku. Kiranya ini dapat memudahkanku saat mengutarakan maksud kedatangan kami sesungguhnya nanti.
Malam ini saat dimana aku diperbolehkan suamiku mengungkapkan semuanya kepada Lala. Seharusnya memang begitu. Tapi Jamal mendahuluiku. Tak kusangka ia serius dengan perasaannya. Ia utarakan semuanya. Tentang mimpinya, tentang jatuh cinta, bahkan tentang pinangan.
“Mungkin Dik Lala menganggap ini konyol. Abang juga merasa begitu. Tapi, setidaknya sekarang Abang yakin dengan perasaan Abang. Jadi, mau tidak kalau Lala Abang lamar?”
Bukan manusia kalau Lala tidak kaget ditembak seperti itu. Ia tampak galau. Seperti aku dulu. Sayang Lala tak merespon seperti aku merespon pinangan Bang Rohim dulu.
“Maaf, Mas. Aku terlanjur menganggapmu sebagai kakak. Rasanya sulit untuk merubahnya.”
Berakhirlah. Sampai di sini saja perjuangan kami di Surabaya. Jamal tersenyum mengerti, namun kuyakini hatinya kecewa. Cintanya yang magis tak berakhir manis. Kami pulang ke Jakarta dengan penolakan.
Sejak hari itu, Jamal tak terlihat lagi melankolis. Ia kembali sibuk dalam aktivitasnya. Adikku itu benar-benar hebat. Kendati patah hati, ia tak mau larut dalam perasaannya. Bahkan, belakangan aku tahu ia belum menyerah. Setidaknya penolakan itu berhasil mengakrabkan kembali Jamal dengan Lala. Mereka berdua kerap berkirim SMS sekedar menanyakan kabar ataupun saling bercerita. Jamal betul-betul memandang ini sebagai peluang untuk mengubah pandangan Lala terhadapnya.
Waktu kian berganti hingga masa dimana Jamal mengutarakan lagi keinginannya itu. Sayang ditolak lagi. Begitu berulang hingga tiga kali.
Ayah dan Ibu prihatin melihatnya. Mereka tak bisa berbuat banyak. Keinginan mereka untuk menjodohkan saja keduanya Jamal tolak.
”Syarat orang yang menjadi calon istriku, haruslah tulus ikhlas menjadi pendampingku. Atas kemauannya sendiri, bukan pihak lain!” Begitu alasannya selalu.
Terserahlah apa katanya. Tapi ini sudah menginjak tahun kelima Jamal memelihara cinta tak kesampaian ini. Usianya kian mendekati kepala tiga. Cukup mengherankan ia tetap memeliharanya terus. Rasanya tak layak cinta itu dipelihara terus. Ia harus diberangus. Lala bukanlah gadis terakhir yang hidup di dunia. Untuk itu Ibu, Ayah dan aku kongkalikong untuk membunuh cinta Jamal. Sudah saatnya ia mempertimbangkan gadis-gadis lain. Kebetulan ada yang mau. Pak Haji Abdullah sejak lama ingin bermenantukan Jamal dan menyandingkannya dengan Azisa, anak sulungnya. Kami susun perjodohan tanpa sepengetahuan Jamal. Lantas, kami sekeluarga berusaha ”menghasut” Jamal untuk memperhitungkan keberadaan Azisa, temannya sejak SMU itu.
Alhamdulillah berhasil. Hati Jamal mulai terbuka untuk Azisa sehingga saat Pak Haji Abdullah meminta dirinya menjadi menantu, ia tak punya lagi pilihan selain mengiyakan.
***
Kesediaan Jamal memang sudah didapat, namun anehnya ia tak kunjung juga menentukan tanggal pernikahan. Kali ini naluriku sebagai kakak turut bermain. Rasanya Jamal tengah menghadapi masalah yang tak dapat dibaginya kepada siapapun, termasuk Azisa. Saatnya aku menjadi kakak yang baik untuknya.
”Entahlah, Mbak. Rasanya aku tak siap untuk menikah.”
Mataku terbelalak saat Jamal mengutarakan penyebabnya.
”Apa pasal?” tanyaku agak jeri. Aku tak berani membayangkan jika Jamal tiba-tiba membatalkan perjodohan. Keluarga kami bisa menanggung malu!
”Rasanya Azisa bukan jodohku.”
Aku semakin terkesiap. Aku mulai menduga-duga arah pembicaraannya.
”Lala-kah?” tanyaku. Jamal mengangguk pelan, namun pasti.
”Sebenarnya mimpi tempo hari itu tak sekonyong datang. Aku memintanya kepada Tuhan. Aku meminta Dia memberikan petunjuk tentang jodohku kelak. Dan yang muncul ternyata Lala!”
Aku kembali terdiam. Aku benar-benar payah. Sudah setua ini, masih saja tak dapat menjadi kakak yang baik buat Jamal. Aku bingung harus menanggapi bagaimana.
”Maafkan jika selama ini Mbak tak bisa menjadi kakak yang baik, Mal. Bahkan untuk masalahmu satu ini pun Mbak tak bisa menjawab. Hanya saja, kita tak akan pernah benar-benar tahu apa yang kita yakini benar itu sebagai kebenaran, Mal. Termasuk mimpimu. Mbak tidak tahu lagi harus menganggapnya omong kosong ataukah benar-benar pertanda. Kalaulah mimpi itu pertanda, pasti banyak sekali maknanya.”
”Kamu memaknainya sebagai cinta dan jodoh, Ibu memaknainya sebagai silaturahmi dan Ayah memaknainya sebagai tipikal istri ideal bagimu. Bukankah Azisa pun tak berbeda jauh dengan Lala? Mimpi itu nisbi, Mal.”
Jamal hanya mendesah pelan sambil memandang kejauhan. Mukanya masam. Mungkin tak menghendaki aku bersikap tak mendukungnya.
”Mungkin,” lanjutku, ”ini hanya masalah cinta saja. Mungkin hatimu masih hidup dalam bayangan Lala dan tak pernah sekali pun memberi kesempatan untuk dimasuki Azisa. Kau hidup di kehidupan nyata, Mal. Sampai kapan akan menjadi pemimpi?!”
Aku tersentak oleh ucapanku sendiri. Tak kuduga akan mengucapkan ini. Bukan apa-apa. Beberapa waktu lalu kami mendengar kabar Lala menerima pinangan seseorang. Kendati menyerah, aku yakin Jamal masih memiliki cinta untuk Lala. Ia pasti sakit. Aku betul-betul kakak yang tak peka. Aku menyesal. Aku peluk Jamal, menangis sesal.
Jamal turut menangis. Isaknya berenergi kekesalan, kekecewaan, kesepian, keputus-asa-an, bahkan kesepian. Aku terenyuh. Betapa ia menderita selama ini.
“Besok kita batalkan saja perjodohan dengan Azisa, Mal. Itu lebih baik ketimbang kau tak ikhlas menjalaninya nanti. Itu katamu tentang pernikahan, ‘kan? Kita bicarakan dulu dengan Ayah dan Ibu.”
Kupikir ini yang terbaik. Tak bijak rasanya tetap berkeras melangsungkan perjodohan di saat Jamal rapuh begini. Di saat Jamal terluka dan bimbang pada perasaannya. Biarlah keluarga kami menanggung malu bersama.
“Tidak. Kita teruskan saja. Aku ikhlas menjalani sisa hidupku bersama Azisa. Mungkin aku hanya membutuhkan sedikit menangis saja. Aku pergi dulu ke rumah Pak Haji untuk membicarakan ini. Assalamu’alaikum.”
Kutatap kepergian Jamal dengan perasaan tak tentu. Kalau diingat semua ini terjadi karena mimpi. Ya, Allah apakah benar mimpi itu pertanda-Mu? Jikalau benar kenapa sulit sekali terrealisasi? Jika pun tidak benar kenapa banyak orang mempercayai?
Aku terpekur. Maafkan aku adikku. Aku hanyalah insan, yang tak mampu menerjemahkan segala misteri-Nya, bahkan yang tersurat sekalipun. Aku hanya berusaha. Dia tetap yang menentukan. Maafkan aku.
Saya punya kecenderungan aneh tentang musik. Musik suka gentayangan di otak saya. Ini serius lho. Musik sering otomatis mengalun di otak ini seakan-akan ada jukebox organik yang kecemplung di dalam sana. Lagu yang disetel macam-macam, dan tergantung mood. Kalau saya jatuh cinta, misalnya, lagu yang disetel 1000 Tahun Lamanya (Jikustik). Kalau patah hati, lagu Dan (Sheilla on 7). Dan, kalau gagal move on, semua lagu jeritan hati pasti saya hapal!
Itu berlangsung sejak saya kenal nada, utamanya sejak 15 tahun lalu mengenal cinta. Ya, sang Mantan. Yang saya maksud itu kamu...mu...mu...
Keep calm and listen to Langit Musik
DILEMA 15 TAHUN LALU
Kisah percintaan saya sepertinya tidak bisa dipisahkan dari musik. Saya sering menemukan diri merenung di dalam bis, kereta api, kampus, kamar kosan sambil melantunkan lagu yang mewakili hati saya. Nyaris tanpa bantuan media apa pun, karena 15 tahun lalu gadget yang saya punya handphone monokrom yang belum bisa instal lagu. Pernah saya pakai walkman, tapi ribet. Saya harus membawa banyak kaset yang sesuai dengan suasana hati. Waktu punya mp3 player juga begitu. Saya pegal bolak-balik ke tukang mp3 agar gadget diisi lagu yang sedang hits. Saya butuh media yang kompak, komplet, dan nggak ribet saat dibutuhkan untuk mencurahkan hati.
15 tahun berlalu. Irama percintaan saya masih seperti dulu. Maklum, Gan, penulis novel. Kalo nggak baper, ga sempurna hidup ini he he.... Saat ini saya menggunakan aplikasi Langit Musik. It's cool you know. Aplikasi ini membantu jukebox organik saya “bernyanyi” lebih gaya. Saya tidak mengalami hal-hal ribet seperti dulu. Yang saya lakukan cuma duduk dengan santai sambil mendengarkan lagu-lagu yang disediakan Langit Musik.
Saya sampai bilang, "Ya Tuhan.... Andai 15 tahun lalu ada Langit Musik."
Itu diucapkan ketika saya menyadari bahwa respons saya sangat positif terhadap aktivitas baru ini. Rasanya sungguh menenangkan. Saya jadi paham mengapa banyak orang bilang musik adalah obat.
My music my medicine
MUSIK = OBAT
Faktanya musik memang obat. Zaman dulu, musik dimanfaatkan Raja Phillip V (Spanyol), Raja George II (Inggris), dan Raja Ludwig II (Bavaria) untuk penyembuhan. Ini karena otak mengeluarkan hormon endorfin saat mendengarkan lagu. Endorfin adalah hormon penghilang rasa sakit. Namun, sebenarnya otak juga mengeluarkan hormon lain saat mendengarkan musik, di antaranya dopamin dan serotonin. Kedua hormon itu sama-sama bekerja dalam membuat rileks dan perasaan bahagia, bedanya dopamin bekerja di otak, sementara serotonin di pusat syaraf.
Informasi di atas juga menjelaskan mengapa otak saya kebanjiran inspirasi untuk berkarya sejak pakai Langit Musik. Sebagai bukti, saya sertakan video yang saya buat tentang Langit Musik, yang dikemas dalam bentuk tutorial ala drama komedi romantis. Catat baik-baik, ini komedi romantis! Mana ada, coba, tutorial pake konsep ginian? :D
BERAWAL DARI COBA-COBA
LangitMusik adalah layanan musik Telkomsel yang bekerjasama dengan PT.MelOn Indonesia yang menawarkan cara baru download dan streaming lagu secara legal dan tanpa batas melalui PC dan handphone. Dengan mengaktifkan LangitMusik, pelanggan bisa bebas melakukan streaming dan mendownload seluruh lagu di katalog LangitMusik dengan koleksi lebih dari 6.000.000 lagu lokal dan internasional.
Kalimat di atas tertera di situs resmi Langit Musik. Terdengar menjanjikan. KareSaya tergoda untuk download aplikasi ini ke handphone, berhubung saya mobile dan banyak mengandalkan gadget ini. Saya tidak menutupi motivasi pertama saya sekedar coba-coba, terlebih jargonnya sangat mengena, Musiknya Hidup Kamu.
Sehabis download, saya disuruh login dulu. Lho kok login dulu? Ga bisa langsung pakai? Untung loginnya pakai kartu Telkomsel saya , dan ini gratisan! Saya cukup melalui tahapan mudah ini :
Dimulailah petualangan saya. Beraneka lagu saya coba, dan rasakan. Alamak..... nikmat betul. Saya suka fitur Equalizer-nya. Buat saya--pengguna headphone yang mengoptimalkan fungsi
bass--ini amazing banget. Saya bisa dengan bebas membuat
pengaturan suara yang cocok dengan kapasitas headphone dan preferensi
saya.
Saya dimanjakan betul oleh fitur ini--dan fitur lainnya--di Langit Musik. Rasanya sayang kalau cuma merasakan pengalaman gratisan doang. Saya memutuskan naik kelas jadi pengguna PREMIUM. Mumpung tarifnya juga murah, hanya
Rp22.000,- untuk berlangganan 30 hari. Hanya seharga
jatah makan siang saya satu hari doang! Agar lebih paham perbedaan fasilitas PREMIUM dengan FREE-MIUM, silahkan lihat gambar di bawah ini :
Caranya upgradenya sangat
mudah. Cukup masuk ke akun di bagian Setting, lalu klik bagian
berlangganan gratis, maka ada tombol Upgrade. Ada dua pilihan, yakni
upgrade selama 7 hari atau 30 hari. Saya pilih 30 hari biar puasnya
terasa pol.
BEFORE
AFTER
THE WONDER OF LANGIT MUSIK
Saya tidak bercanda ketika saya mengidamkan Langit Musik telah hadir 15 tahun lalu, ketika saya dihajar asmara demikian hebat. Tapi ini semata bentuk rasa syukur saya yang demikian besar atas kehadiran Langit Musik di kehidupan saya dewasa ini. Ada banyak sekali hal menakjubkan yang bisa saya ceritakan pada Anda tentang langit musik. Saya sarankan Anda untuk memerhatikan tiap detil ucapan saya agar Anda dapat mendapatkan pertimbangan saya secara lebih menyeluruh.
Biar lebih gampang, kita bagi penjelasannya per fitur aja ya.
1. EXPLORE
Tampilan yang kebuka saat masuk ke Langit Musik pasti fitur Explore. Ada dua menu yang bisa kita manfaatkan untuk menikmati lagu, yakni For You dan Browse.
For You berisi sejumlah Playlist yang direkomendasikan oleh Langit Musik (kategori Recommended For You). Ada juga daftar lagu berdasarkan preferensi kita sebelumnya (kategori Because You Listened To). Misalnya saya sebelumnya dengerin Jose Mari Chan, maka Langit Musik merekomendaskan playlist lagu-lagu Evergreen.
Browse berisi lagu-lagu berdasarkan kategori New release, Top Hits, Trending Artist, Moods, Genres. Ini memudahkan banget pemilihan lagu. Kalau mood kita sedang sendu, misalnya, pilih aja ikon GLOOMY di kategori MOODS. Simpel. Nggak pake ribet.
2. #TAGSTATION
Seperti judulnya, ini semacam berkumpulnya tagar dari segala macam mood musik. Ada Bahagia, Surprise, Sadness, Classic, dan seterusnya. Sama seperti fitur EXPLORE, #TAGSTATION ini memudahkan banget.
3. TRENDING
Lewat fitur ini kita bisa tahu lagu apa aja yang sedang jadi trending di berbagai penjuru Indonesia, dan itu bisa beda-beda. Di Jakarta, misalnya, sedang ngetren dengerin lagunya Anji, sementara di Maluku justru lagi gandrung sama BCL.
4. MY MUSIC
Ini nih yang penting. My Music adalah daftar lagu yang bisa kita buat sendiri dengan cara men-save lagu-lagu yang kita suka. Di sini juga bisa diketahui lagu-lagu apa aja yang udah kita putar (kategori Recently Played dan Most Played). Bahkan kita bisa buat Playlist kita sendiri di sini. Oh iya, kalau Anda mau gabung dengan Playlist bikinan saya juga hayu. Saya punya playlist Songs to Heal.
Playlist saya, Songs to Heal
5. NOTIFICATIONS
Berisi tiga menu, yaitu Update, Shared With Me, dan Promos. Update berisi informasi tentang update terbari artis dan lagu favorit kita. Shared With Me digunakan buat melihat aktivitas yang dilakukan teman-teman dan artis di aplikasi ini. Promos berisi promo-promo yang menarik, layanan berhadiah, dan macam-macam playlist pilihan
6. SEARCH
Jangan lupakan fitur ini! Search sangat berguna bagi pencarian manual untuk memudahkan pencarian tertentu. Bahkan ini jadi menarik lantaran saya jadi punya kesempatan buat menjajal seberapa dahsyat koleksi lagu-lagu Langit Musik. Pertama saya coba dengan kata kunci “Franz Ferdinand”, band internasional beraliran indie, hasilnya positif ada. Kemudian saya coba, L’Arc-en-Ciel, Mayumi Itsuwa, Ermy Kullit, dan Maher Zein, ternyata juga ada. Bahkan ketika saya ketik “Al-Qur’an”, hasil pencariannya juga positif ada. Sungguh dahsyat Langit Musik! Hanya ketika mencari “Ayumi Hamasaki” saja pencariannya nihil. But that’s oke. Semua ini tetaplah menakjubkan buatku!
7. SETTING
Berada paling bawah, sejajar dengan nama profil kita, gunanya untuk membuat pengaturan yang sesuai dengan preferensi kita. Ada satu kategori pengaturan yang bikin saya jatuh cinta banget sama Langit Musik, yakni Equalizer. Udah sempat saya singgung di atas.
8. MUSIK dan LIRIK
Ini nggak ada fitur langsungnya, tapi mesti dibahas juga lantaran penting banget. Perihal musik, Langit Musik sudah nggak bisa ditawar lagi kedahsyatannya. Tampilannya bahkan memanjakan mata dengan tampilan piringan hitam yang klasik dan berkelas. Di bagian bawah piringan hitam terlihat teks lirik yang memudahkan kita ikut menyanyi (dan menyuarakan hati). Pasti akan tambah sedap jika disediakan fitur karaoke juga. Dan ini menjadi harapan penuh semangat saya akan perkembangan Langit Musik ke depan yang saya yakini terang benderang selayaknya bintang kejora.
KELEBIHAN dan KEKURANGAN LANGIT MUSIK
Dari hal-hal di atas dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangan Langit Musik.
Kelebihan
1. Desain keren, memanjakan mata dan telinga;
2. Biaya murah, bahkan tidak memakan kuota data internet;
3. Musik bisa didengarkan secara online dan offline;
4. Mudah digunakan, dan mudah dikostumisasi berdasarkan preferensi pribadi;
5. Koleksi lagu banyak banget, hanya 1 kali saja dari upaya pencarian saya yang tidak menemukan hasil.
Kekurangan
1. Nyaris tidak ada kekurangan kecuali lagu dari artis tertentu yang tidak tersedia;
2. Belum ada fitur karaoke.
*but overall, saya angkat topi atas kiprah Langit Musik buat hidupku
Tidak lupa kasih 5 bintang juga
SARAN KE DEPAN
1. Kayaknya asik kalau ada lagu yang bisa buat karaoke juga.
2. Juga pasti seru kalau Langit Musik bisa disambungkan ke stereo mobil via bluetooth.
Postingan blog ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Review Aplikasi Langit Musik kerjasama Langit Musik dan Warung Blogger